Jurnalis Publik Dan Pojok Desa.

Sebab dan Solusi Banjir Sungai Bandar Lampung

Rabu, 9 April 2025 12:46 WIB
Bagikan Artikel Ini
img-content
RA. Basyid
Iklan

Cuaca ekstrem jadi penyebab, dan dampaknya diperparah oleh kondisi lingkungan yang telah mengalami degradasi..

***

Fenomena banjir yang kerap terjadi di kawasan sekitar aliran sungai yang melintasi beberapa wilayah Bandar Lampung telah menjadi permasalahan serius yang membutuhkan penanganan komprehensif. Bencana yang rutin terjadi ini tidak semata-mata disebabkan oleh intensitas curah hujan tinggi, namun juga dipicu oleh kompleksitas faktor lain seperti penataan konstruksi bangunan dan sistem drainase yang belum optimal di sepanjang bantaran sungai.

Analisis terhadap pola banjir di kawasan ini mengindikasikan bahwa cuaca ekstrem memang menjadi pemicu utama, namun dampaknya diperparah oleh kondisi lingkungan yang telah mengalami degradasi. Intensitas hujan yang tinggi dalam waktu singkat tidak mampu ditampung oleh kapasitas sungai yang kini semakin berkurang akibat sedimentasi dan penyempitan aliran. Data dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mencatat adanya peningkatan frekuensi hujan dengan intensitas tinggi di wilayah Bandar Lampung selama beberapa tahun terakhir, yang berkorelasi dengan meningkatnya kejadian banjir di kawasan bantaran sungai.

Pertumbuhan pemukiman yang tidak terkendali di sepanjang daerah aliran sungai (DAS) telah berkontribusi signifikan terhadap permasalahan ini. Konstruksi bangunan yang tidak memperhatikan konsep pembangunan berkelanjutan telah mengubah lanskap alami dan mengganggu siklus hidrologi kawasan. Beberapa bangunan bahkan didirikan tanpa mempertimbangkan jarak aman dari tepi sungai, sehingga mengurangi area resapan dan menghalangi aliran air. Dinas Pekerjaan Umum Bandar Lampung mencatat setidaknya 30% bangunan di sekitar bantaran sungai tidak memenuhi standar keamanan dan kelayakan lingkungan.

Sistem drainase yang tidak terkoneksi dengan baik antara pemukiman dan aliran sungai utama turut memperburuk situasi. Saluran drainase yang tersumbat oleh sampah dan sedimen menyebabkan air tidak dapat mengalir secara optimal menuju sungai atau justru menyebabkan luapan balik ketika debit sungai meningkat. Kondisi ini menciptakan genangan berkepanjangan di area pemukiman yang seharusnya bisa dihindari dengan perencanaan drainase yang tepat. Investigasi dari Dinas Lingkungan Hidup menemukan bahwa hampir 40% saluran drainase di kawasan rawan banjir dalam kondisi tidak berfungsi optimal.

Dalam upaya menjembatani solusi permasalahan ini, diperlukan pendekatan terintegrasi yang melibatkan berbagai pemangku kepentingan. Pemerintah Kota Bandar Lampung telah mengumumkan rencana revitalisasi sistem pengendalian banjir yang komprehensif. Program ini mencakup normalisasi aliran sungai untuk mengembalikan kapasitas tampung dan fungsi ekologisnya. Kegiatan pengerukan sedimen dan pelebaran alur sungai di titik-titik kritis telah dijadwalkan sebagai prioritas pada tahun anggaran mendatang.

Penataan kawasan bantaran sungai menjadi komponen penting dalam strategi penanganan banjir. Pemda berencana memberlakukan zona bebas bangunan dengan jarak minimal 15 meter dari tepi sungai, sesuai dengan ketentuan dalam Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang Wilayah. Bagi pemukiman yang telah terlanjur berdiri, akan diterapkan program relokasi bertahap dengan mekanisme kompensasi yang adil bagi warga terdampak. Beberapa area akan dialihfungsikan menjadi ruang terbuka hijau yang dapat berfungsi sebagai area resapan dan rekreasi.

Modernisasi sistem drainase kota juga menjadi fokus utama dalam mengatasi masalah banjir. Pemerintah telah mengalokasikan anggaran untuk membangun sistem drainase terpadu yang menghubungkan saluran pemukiman dengan badan sungai melalui mekanisme pengaturan aliran yang lebih baik. Implementasi teknologi sumur resapan dan biopori di area pemukiman padat akan ditingkatkan untuk memaksimalkan penyerapan air hujan. Program ini ditargetkan dapat mengurangi volume limpasan permukaan hingga 30% pada musim hujan.

Partisipasi masyarakat menjadi kunci keberhasilan program penanganan banjir. Kampanye edukasi tentang pentingnya menjaga kebersihan lingkungan dan tidak membuang sampah ke saluran air telah diintensifkan melalui berbagai media. Pembentukan kelompok warga peduli sungai di setiap kelurahan telah dimulai untuk membangun kesadaran kolektif dalam menjaga kelestarian sungai dan mencegah aktivitas yang dapat memperburuk risiko banjir.

Kolaborasi dengan pihak akademisi dan swasta juga dijalin untuk mendukung inovasi teknologi penanganan banjir. Beberapa universitas di Lampung telah menandatangani kesepakatan untuk melakukan penelitian dan pengembangan sistem peringatan dini banjir berbasis IoT (Internet of Things) yang akan dipasang di sepanjang aliran sungai. Sektor swasta turut berkontribusi melalui program tanggung jawab sosial perusahaan dalam bentuk pembangunan infrastruktur penahan banjir dan pelatihan kesiapsiagaan bencana bagi masyarakat.

Dengan pendekatan komprehensif yang memadukan aspek teknis, lingkungan, sosial, dan kelembagaan, diharapkan permasalahan banjir di kawasan aliran sungai Bandar Lampung dapat diatasi secara berkelanjutan. Komitmen semua pihak dalam mengimplementasikan solusi yang telah direncanakan akan menentukan keberhasilan upaya mitigasi banjir di masa mendatang, sehingga masyarakat dapat hidup dengan rasa aman dan nyaman terlepas dari pergantian musim.

Banjir, pada 22/02/2025, baru-baru ini,  terjadi pada area yang berdekatan dengan sebuah sungai yang melintasi beberapa area dari area wilayah di Bandar Lampung. Yang selama ini, merupakan akses dampak yang terpengaruh oleh sistem cauca dan beberapa sistem kontruksi bangunan di dekat area aliran sungai, yang juga memuat peranan dari drainase pada bangunan sistem jalur air pada pemukiman.

Banjir di Jalan Ra Basyid Labuhan Dalam Bandar Lampung

Ketua DPRD Bandar Lampung Tinjau lokasi banjir (Lampungcorner.com)

Bagikan Artikel Ini
img-content
Kontributor Pojok Desa

Penulis Indonesiana

1 Pengikut

img-content

Teknik Pengawetan Makanan Tradisional.

Selasa, 15 April 2025 10:26 WIB

Baca Juga











Artikel Terpopuler

Artikel Terbaru

img-content
img-content
img-content
Lihat semua

Terpopuler di Peristiwa

Lihat semua